Hutan rimba berbisik
Masa purba dan masa kini
Bertemu dalam roman cinta abadi.
(Hario Kecik)
Membaca kembali
novel (lebih tepat disebut catatan perjalanan)
karya Jendral Hario Kecik, yang berjudul ”Badak Terakhir – Koruptor Bikin Punah Hutan”,
yang menceritakan kisah perjalanannya menembus belantara hutan Kalimantan demi
untuk memahami wilayah teritorialnya secara lebih mendalam pada saat politik
konfrontasi dengan Malaysia dijalankan oleh Pemerintah RI, sebagai bagian dari
upaya melawan kembalinya imprialisme Inggris di Indonesia, terasa begitu nostalgi.
Cara dia menuturkan,
pemilihan bahasa dan kata-kata, spirit
perjuangan dan rasa cinta tanah air yang menjiwai setiap paragrafnya, serta sikap
peduli dan empatinya yang menggebu-gebu kepada masyarakat pedalaman Kalimantan,
sungguh luar biasa, sehingga mampu menghadirkan belantara Kalimantan di benak
kita.
Kini belantara itu tak
lagi perawan, badak cula-satu terakhir yang
dijumpainya mungkin hanya tinggal tulang-belulangnya saja yang terkubur di bumi
Borneo, hutan dan ladang telah jadi hamparan tanah gersang akibat eksploitasi tambang
batubara dan perusahaan HTI/Logging yang melakukan praktek-praktek illegal,,,,
Kini tidak ada lagi
jendral yang memiliki rasa cinta tanah-air
dengan manifestasi seperti yang dimiliki Hario Kecik, tidak ada lagi jendral
yang mencintai alam Kalimantan seperti cara dia mencintainya, malah kini semua
orang memandang Kalimantan hanya sebagai “ladang uang” semata, cara pandang serakah
seperti inilah yang sangat membahayakan masa depan Kalimantan.
Kemajuan pembangunan
& globalisasi di segala bidang adalah
keniscayaan, tapi terlalu mahal apabila harus ditukar dengan hancurnya alam, budaya dan rakyat Kalimantan. Kembalikan
hasil eksploitasi kepada rakyat Kalimantan, jangan biarkan mengendap di saku dan
rekening gendut para pejabat korup…!
Save Our Borneo!
Long - Mahakam, kau tetap
mengalir dalam nadiku, dan akan tetap,,,,,,
”Badak Terakhir – Koruptor Bikin
Punah Hutan”
Karya : Hario Kecik
Penerbit :
Gagas Media & Pustaka Utan Kayu, Jakarta.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar