Laman

Development is Freedom . . . . . . . Pembangunan Adalah Pembebasan

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

Kamis, 22 Maret 2012

Hari Air Sedunia: Tantangan Makin Besar


(11 persen penduduk dunia atau 783 juta jiwa belum mendapatkan akses ke air minum yang aman).

Sudah 20 tahun peringatan Hari Air Sedunia diperingati setiap tanggal 22 Maret. Selama itulah disadari bahwa mengatasi masalah air menjadi tantangan yang tak kunjung usai. 
Dalam peringatan tahun ini, PBB menyebut, masih ada 11 persen penduduk dunia atau 783 juta jiwa yang belum mendapatkan akses ke air minum yang aman. Dalam jumlah lebih besar, 2,5 miliar penduduk bumi, tidak memiliki fasilitas sanitasi yang baik. 
Tantangan ke depan pun makin besar: menyediakan air bersih untuk rakyat miskin, bagaimana memberi makan bagi manusia yang jumlahnya meningkat dari 7 miliar menjadi 9 miliar jiwa di tahun 2050, belum lagi tantangan pemanasan global. 
"Tekanan kebutuhan air makin besar, dari ekspansi pertanian untuk memenuhi kebutuhan makanan dan konsumsi energi, juga lemahnya manajemen air," kata Sekretaris Jenderal Ban Ki Moon dalam laporan PBB, seperti dilansir Reuters. 
Peringatan Hari Air Sedunia juga diperingati di Jakarta, kota padat yang terus bergelut dengan problematika air, termasuk pencemaran oleh limbah, air tanah yang makin terserap, dan banjir. 
Ratusan orang dari berbagai elemen berkumpul di Bundaran Hotel Indonesia. Melakukan aksi damai, memancing kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk peduli dan melestarikan sumber daya air. 
"Di antaranya, meningkatkan kepedulian akan semakin menurunnya kuantitas dan kualitas air yang tersedia dan meningkatkan kesadaran akan pentingnya konservasi dan pelestarian serta perlindungan sumber-sumber air," kata Koordinator aksi yang juga Sekretaris Direktorat Jenderal Sumber Daya Air Kementerian Pekerjaan Umum, Sugianto.

Aksi ini juga bertujuan untuk meningkatkan kerja sama antarbadan-badan pemerintah, lembaga internasional, LSM, dan sektor swasta dalam menjalankan program-program penyelamatan air. Serta meningkatkan pemanfaatan air dan sumber air secara bijaksana.

Sugianto menjelaskan, tema nasional Hari Air Sedunia 2012 adalah "Ketahanan Air dan Pangan". Ketahanan pangan erat kaitannya pada keberlanjutan sistem irigasi. Keberlanjutan dan pengelolaan irigasi menjadi suatu hal yang dominan untuk mencapai peningkatan produksi.

"Dengan target surplus 10 juta ton beras pada tahun 2014, memerlukan peningkatan produksi padi minimal 7 persen per tahun mulai tahun  2011," kata dia.

Menurutnya, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2010, Indonesia memiliki total areal sawah seluas 9,45 juta ha. Sebagian besar di antaranya atau 7,23 juta ha merupakan sawah beririgrasi yang memberikan sumbangan terhadap 85 persen produk padi nasional 2009 dan 2010. Sisanya adalah sawah rawa pasang surut seluas 488,852 ha, sawah rawa lebak 171,994 ha, Jaringan Irigasi Air Tanah 92,090 ha, dan areal lainnya seperti sawah tadah hujan, sawah irigasi desa dan ladang seluas 1,473,810 ha.

"Untuk itu negara perlu merenungkan dan menghayati arti pentingnya air sebagai sumber kehidupan. Serta bersama-sama mengamankan upaya-upaya yang arif dan bijaksana untuk mendayagunakan, melestarikan, dan mengamankan sumber daya air yang merupakan milik bersama," kata Sugianto. (sj)
• VIVAnews, KAMIS, 22 MARET 2012, 12:56 WIB Elin Yunita Kristanti, Oscar Ferri.

Selasa, 13 Maret 2012

Let's Go Making Love,,, more n more again,,,,, :)


Jenis Bercinta dan Perkiraan Tambahan Umur Hidup Manusia
AN Uyung Pramudiarja - detikHealth

Jakarta, Bukan hanya menyenangkan, hubungan seks secara rutin juga menyehatkan dan bisa memberikan tambahan umur lebih panjang. Tidak heran, sebab kepuasaan saat bercinta bisa meningkatkan kekebalan tubuh sehingga tidak mudah kena penyakit.

Berdasarkan perkiraan kasar, tambahan umur yang bisa didapatkan dari aktivitas bercinta adalah sebagai berikut, seperti dikutip dari Indiatimes, Selasa (13/3/2012).

Selalu orgasme
Tambahan umur: 8 tahun

Bukan hanya frekuensinya, kualitas bercinta akan sangat menentukan manfaatnya. Menurut sebuah penelitian, laki-laki yang sering bercinta dan selalu mencapai orgasme akan mengalami peningkatan daya tahan tubuh sebesar 20 persen sehingga tidak mudah terinfeksi penyakit.

Rutin bercinta 2 kali seminggu
Tambahan umur: 8 tahun

Sebuah penelitian menunjukkan, bercinta secara rutin sebanyak 2 kali seminggu bisa meningkatkan level antibodi yang berguna untuk menangkal segala macam penyakit. Selain harus tetap makan makanan bergizi, bercinta secara rutin akan semakin mengurangi risiko mati muda karena infeksi.

Bercinta lebih sering dari biasanya
Tambahan umur: 2 tahun

Tanpa memperhitungkan kualitas dan kepuasannya, rutinitas bercinta yang dilakukan sedikitnya seminggu sekali sudah cukup untuk menjaga kondisi hormonal tetap seimbang. Jika bisa melakukannya 3-4 kali lebih sering, risiko meninggal karena stroke bisa berkurang sampai 50 persen.

Memakai rempah pembangkit gairah
Tambahan umur: 10 tahun

Saat stres atau kelelahan, gairah seks bisa menurun karena tubuh kekurangan salah satu senyawa penting dalam kehidupan seksual yakni dopamin. Cara membangkitkan gairah secara alami adalah dengan remah-rempah dan bahan lain yang banyak ditemukan di dapur, yang kebetulan juga baik untuk kesehatan seperti lada, jahe, kunyit, gingseng dan juga cokelat.

Berpelukan
Tambahan umur: 7 tahun

Perasaan saling terikat di antara pasangan muncul karena produksi hormon oksitosin atau hormon kebahagiaan. Hormon yang bisa dirangsang dengan cara berpelukan dan saling mengucapkan kata-kata mesra seusai bercinta ini membuat pasangan tidak mudah mengalami stres dan depresi, sehingga lebih aman dari penyakit kronis seperti kanker dan gangguan jantung.

Sekedar pernah juga sudah bermanfaat
Tambahan umur: 8 tahun

Bagi laki-laki maupun perempuan, menyandang status aktif secara seksual bisa mengurangi risiko beberapa jenis kanker mematikan. Menurut penelitian, perempuan yang sudah pernah berhubungan seks dan mencapai orgasme memiliki risiko lebih rendah untuk terkena kanker payudara sedangkan pada laki-laki risikonya lebih rendah untuk kena kanker prostat.


(up/ir) 

Jumat, 09 Maret 2012

ABOUT INTERNATIONAL WOMEN'S DAY (8 MARCH)



International Women's Day has been observed since in the early 1900's, a time of great expansion and turbulence in the industrialized world that saw booming population growth and the rise of radical ideologies.

1908
Great unrest and critical debate was occurring amongst women. Women's oppression and inequality was spurring women to become more vocal and active in campaigning for change. Then in 1908, 15,000 women marched through New York City demanding shorter hours, better pay and voting rights.
1909
In accordance with a declaration by the Socialist Party of America, the first National Woman's Day (NWD) was observed across the United States on 28 February. Women continued to celebrate NWD on the last Sunday of February until 1913.
1910
n 1910 a second International Conference of Working Women was held in Copenhagen. A woman named a Clara Zetkin (Leader of the 'Women's Office' for the Social Democratic Party in Germany) tabled the idea of an International Women's Day. She proposed that every year in every country there should be a celebration on the same day - a Women's Day - to press for their demands. The conference of over 100 women from 17 countries, representing unions, socialist parties, working women's clubs, and including the first three women elected to the Finnish parliament, greeted Zetkin's suggestion with unanimous approval and thus International Women's Day was the result.
1911
Following the decision agreed at Copenhagen in 1911, International Women's Day (IWD) was honoured the first time in Austria, Denmark, Germany and Switzerland on 19 March. More than one million women and men attended IWD rallies campaigning for women's rights to work, vote, be trained, to hold public office and end discrimination. However less than a week later on 25 March, the tragic 'Triangle Fire' in New York City took the lives of more than 140 working women, most of them Italian and Jewish immigrants. This disastrous event drew significant attention to working conditions and labour legislation in the United States that became a focus of subsequent International Women's Day events. 1911 also saw women's 'Bread and Roses' campaign.

1913-1914
On the eve of World War I campaigning for peace, Russian women observed their first International Women's Day on the last Sunday in February 1913. In 1913 following discussions, International Women's Day was transferred to 8 March and this day has remained the global date for International Wommen's Day ever since. In 1914 further women across Europe held rallies to campaign against the war and to express women's solidarity.
1917
On the last Sunday of February, Russian women began a strike for "bread and peace" in response to the death over 2 million Russian soldiers in war. Opposed by political leaders the women continued to strike until four days later the Czar was forced to abdicate and the provisional Government granted women the right to vote. The date the women's strike commenced was Sunday 23 February on the Julian calendar then in use in Russia. This day on the Gregorian calendar in use elsewhere was 8 March.
1918 - 1999
Since its birth in the socialist movement, International Women's Day has grown to become a global day of recognition and celebration across developed and developing countries alike. For decades, IWD has grown from strength to strength annually. For many years the United Nations has held an annual IWD conference to coordinate international efforts for women's rights and participation in social, political and economic processes. 1975 was designated as 'International Women's Year' by the United Nations. Women's organisations and governments around the world have also observed IWD annually on 8 March by holding large-scale events that honour women's advancement and while diligently reminding of the continued vigilance and action required to ensure that women's equality is gained and maintained in all aspects of life.
2000 and beyond
IWD is now an official holiday in Afghanistan, Armenia, Azerbaijan, Belarus, Burkina Faso, Cambodia, China (for women only), Cuba, Georgia, Guinea-Bissau, Eritrea, Kazakhstan, Kyrgyzstan, Laos, Madagascar (for women only), Moldova, Mongolia, Montenegro, Nepal (for women only), Russia, Tajikistan, Turkmenistan, Uganda, Ukraine, Uzbekistan, Vietnam and Zambia. The tradition sees men honouring their mothers, wives, girlfriends, colleagues, etc with flowers and small gifts. In some countries IWD has the equivalent status of Mother's Day where children give small presents to their mothers and grandmothers.
The new millennium has witnessed a significant change and attitudinal shift in both women's and society's thoughts about women's equality and emancipation. Many from a younger generation feel that 'all the battles have been won for women' while many feminists from the 1970's know only too well the longevity and ingrained complexity of patriarchy. With more women in the boardroom, greater equality in legislative rights, and an increased critical mass of women's visibility as impressive role models in every aspect of life, one could think that women have gained true equality. The unfortunate fact is that women are still not paid equally to that of their male counterparts, women still are not present in equal numbers in business or politics, and globally women's education, health and the violence against them is worse than that of men.
However, great improvements have been made. We do have female astronauts and prime ministers, school girls are welcomed into university, women can work and have a family, women have real choices. And so the tone and nature of IWD has, for the past few years, moved from being a reminder about the negatives to a celebration of the positives.
Annually on 8 March, thousands of events are held throughout the world to inspire women and celebrate achievements. A global web of rich and diverse local activity connects women from all around the world ranging from political rallies, business conferences, government activities and networking events through to local women's craft markets, theatric performances, fashion parades and more.
Many global corporations have also started to more actively support IWD by running their own internal events and through supporting external ones. For example, on 8 March search engine and media giant Google some years even changes its logo on its global search pages. Year on year IWD is certainly increasing in status. The United States even designates the whole month of March as 'Women's History Month'.
So make a difference, think globally and act locally !! Make everyday International Women's Day. Do your bit to ensure that the future for girls is bright, equal, safe and rewarding.

Rabu, 07 Maret 2012

Pemiskinan Koruptor itu Wajib!


Hukuman bagi koruptor harus memiliki efek jera. Salah satu caranya dengan merampas semua aset dan harta miliki pelaku korupsi. Koruptor harus dimiskinkan.
"Pemiskinan koruptor itu wajib pada melaksanakan UU yang ada sekarang," kata Wamenkum Denny Indrayana di Kantor Menko Polhukam, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta, Senin (5/3/2012).
Jadi, lanjut Denny, kalau bicara soal pemiskinan koruptor, sudah ada aturannya di Indonesia. Tinggal bagaimana pelaksanaan teknis di persidangan, apakah akan menerapkan atau tidak.
"Kalau pun kita bicara UU, kita ada UU perampasan aset. Jadi kalau bicara UU, yang ada sekarang sudah bisa sebenarnya," jelas Denny.
Denny memberi contoh, untuk kasus Gayus Tambunan. Dalam persidangan Gayus digunakan perampasan aset dan hasilnya seluruuh harta terpidana kasus pajak itu disita.
"Makanya Gayus kan bisa. Tinggal mengkombinasi, menggabung beberapa aturan perundangan yang sudah ada, UU Tipikor, UU TPPU, UU Pajak, itu digabung. Sebenarnya bisa menjadi pintu masuk kalau mau dilengkapi. Kalau memang mau dilengkapi lagi, memang kita sudah menyiapkan RUU Perampasan Aset," tutur Denny.
RUU Perampasan Aset ini saat ini masih dalam tahap finalisasi di internal pemerintah. Tim diketuai mantan Ketua PPATK Yunus Husein.
"Tapi sebenarnya sih dengan yang ada sekarang, kesempatan untuk menerapkan konsep pemiskinan itu sudah bisa dijalankan, tentu jika ingin lebih lengkap, lebih ideal, lebih sesuai dengan keinginan yang lebih progresif. UU Perampasan Aset salah satu yang perlu kita kedepankan," jelasnya.
(Anes Saputra - detikNews-Senin, 05/03/2012 18:46 WIB)


Usulku adalah Selain dimiskinkan, alangkah indahnya kalau ruang penjaranya juga ditempatkan di "pintu masuk kebun binatang", agar ditonton banyak orang (shg tdak ada lagi perlakuan istmwa yg gak ketahuan), agar merasa sekelaz dg lingkungan sekitar (nyemot, dll), agar tidak makan lagi dari pajak kita (krn banyak yg melempaar makanan & recehan).
Salam.