Laman

Development is Freedom . . . . . . . Pembangunan Adalah Pembebasan

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

Sabtu, 03 November 2012

MODAL NARSIS, BERBUAH MANIEZZZZ,,,!




MODAL NARSIS, BERBUAH MANIEZZZZ,,,!
(750 ribu, tiba-tiba  menjadi 71 Juta,  berkat Gebyar Pelangi)


Berawal dari keraguan merealisasikan pemberian santunan yang berasal dari keuntungan usaha produktif  penggemukan domba KSM Sosial As-Salam kepada lansia-miskin (jompo) dan siswa-siswi SD yang berasal dari keluarga miskin, malah tercetus rencana yang bombastis jauh melebihi kondisi real yang ada. 
Padahal, kondisi real KSM As-Salam LKM Madani Mekar Desa Kulur Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka pada akhir bulan Agustus sebenarnya hanya memiliki dana hasil usaha penggemukan domba sebesar Rp.750.000,- sebagai keuntungan dari usaha produktif penggemukan 4 (empat) ekor domba yang dikelola dengan cara bagi hasil antara KSM As-Salam dengan peternak, dimana modal awal dana kegiatan sosial yang diterima dari LKM Madani Mekar pada awal tahun 2011 sebesar Rp.2.500.000,-  
Terinspirasi zakat fitrah pada saat menjelang Idul Fitri, rencana memberikan santunan semakin menggebu, tapi uang Rp. 750.000,- cukup buat menyantuni berapa orang? Haruskah ditunda setahun lagi biar cukup untuk lebih banyak orang? Tapi bukankah dana sosial ini haknya kaum dhuafa yang menunggu hasil keuntungan usaha ekonomi produktif yang dikelola KSM As-Salam? Adilkah bila harus ditunda setahun lagi padahal persoalan kaum dhuafa itu setiap hari? Dholimkah bila atas nama keinginan untuk memberi lebih banyak sengaja menunda dulu pemberian alakadarnya yang seharusnya diterima kaum dhuafa hari ini?  Pertanyaan-pertanyaan kritis itulah yang membuat KSM dan LKM semakin gelisah, mau melangkah tapi penuh keterbatasan, mau diam juga salah karena merasa telah mendholimi kaum dhuafa,,,
Ketika kegelisahan tersebut di-share kepada salah seorang masyarakat yang dikenal agak narsis namun selalu berpikir positif dan optimis, kegelisahan tersebut malah dijadikannya alat untuk memotivasi KSM dan LKM, dengan memberikan dua pilihan sikap, “mau menjadi orang atau lembaga yang dholim pada kaum dhuafa atau mau jadi penolong kaum dhuafa?, bila mau jadi penolong kaum dhuafa mari kita jadikan uang yang hanya 750 ribu itu sebagai modal untuk merealisasikan rencana, tidak perlu menunggu menjadi lebih banyak terlebih dahulu, apalagi sampai setahun, sebab konsep dasarnya adalah kita harus memberi, bukan memberi dalam jumlah banyak”. Berkat statemen sederhana itu akhirnya terbukalah pikiran anggota KSM As-Salam dan LKM Madani Mekar yang tadinya gelisah tersebut, dan tercetuslah rencana pemberian santunan pada moment Hari Penanggulangan Kemiskinan (17 Oktober) atau pada Hari Raya Idul Adha yang kebetulan waktunya hanya terpaut seminggu. 
Tekad beberapa orang tersebut semakin dibulatkan menjadi tekad LKM secara kelembagaan, kemudian semakin kuat lagi tekad itu setelah mendapatkan dukungan pemerintah desa, maka kemudian atas kesepakatan bersama diputuskan untuk membentuk panitia pada tanggal 11 September 2012. Kemudian panitia terbentuk dan rencana pun dimatangkan, hasilnya adalah Gebyar Sosial akan dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober 2012, dengan tema “Gebyar Sosial Pelangi Peduli” dan sub-tema “Indahnya Kebersamaan Membangun Masyarakat Madani Bersama PNPM Mandiri Perkotaan”, dibikinlah skenario bahwa kegiatan ini diselenggarakan dalam rangka menyongsong Hari Penanggulangan Kemiskinan Tanggal 17 Oktober 2012 dengan tujuan membangun kepedulian kepada warga miskin, serta disusun pula target pemberian santunan kepada warga jompo dan siswa miskin masing-masing sebanyak 100 orang, pemberian bantuan Alat Permainan Edukatif (APE) bagi 5 (lima) PAUD, bantuan kepada KSM Sosial dan Ekonomi produktif masing-masing 2 kelompok, perbaikan rumah tidak layak huni 2 unit, dan pembangunan jalan pertanian yang menghubungkan lahan pertanian dengan permukiman sepanjang 800 meter, setelah dihitung ternyata seluruh rencana tersebut membutuhkan anggaran sebesar 129 juta rupiah lebih, wow,,, dengan uang di tangan hanya 750 ribu rupiah (0,58%), rencana yang disusun sedemikian bombastis, mampukah panitia mengumpulkan uang sebanyak 128 juta lebih dalam waktu 3 minggu?  
Lagi-lagi sikap narsis, positif-thinking dan optimislah yang membesarkan hati dan menguatkan tekad panitia untuk mewujudkan rencana tersebut. Sebab ketiga sikap itu ternyata dapat membuka mata-hati, sehingga terlihatlah bahwa banyak pula masyaralat Kulur yang memiliki harta berlebih, ada pula yang memiliki perusahaan/industri rumahtangga, demikian pula potensi-potensi sumberdana yang ada di sekitar desa dan di ibukota kabupaten seperti bank, BUMN dan BUMD, perusahaan-perusahaan swasta serta dermawan-dermawan perorangan, dan itu semua adalah potensi sumberdana dan sumberdaya yang dapat dijadikan sumber pendanaan kegiatan gebyar sosial ini.
Demi terlaksananya acara gebyar sosial dan demi tercapainya niat memberi kepada warga miskin, setiap anggota panitia akhirnya mengambil peran sebagai pencari dana dari swadaya/donatur maupun sponsor dengan penuh semangat dan ikhlas, dari pintu satu ke pintu lain, dari perusahaan satu ke perusahaan lain, dari dinas satu ke dinas lainnya, semua diketuk kepeduliannya untuk menjadi donatur dan sponsor penyelenggaraan acara gebyar sosial ini, hasilnya luarbiasa, dalam waktu seminggu terkumpul dana swadaya kurang-lebih 5 juta rupiah, menambah semangat panitia dalam penggalangan dana, saking narsisnya rencana pun dinaikkan levelnya, sehingga disusunlah rencana susulan yaitu menambah susunan acara pada hari H sehingga selain pembagian santunan ditambah pula dengan pentas seni tradisional yang hampir punah (seni Genjring, Gaok dan Sampyong) serta melibatkan 2 SD dan 5 PAUD serta Karang Taruna untuk mengisi acara siang dan malam hari H dengan pentas seni, dan pada H-1 akan diisi acara lomba mewarnai anak-anak PAUD. 
Kurang gebyar? Panitia merencanakan pula pameran produk KSM binaan LKM PNPM Mandiri Perkotaan se Kab. Majalengka dan binaan sponsor-sponsor (bank bjb, BRI, Perhutani dan Dealer Yamaha). Biar lebih gebyar dan berdaya-jual tinggi, panitia pun mengundang Dede Yusuf sebagai Ketua TKPKD Propinsi Jawa Barat yang juga menjabat Wakil Gubernur Jawa Barat. 
Usaha penggalangan dana terus dilakukan dengan semakin semangat, kordinasi dilakukan ke berbagai level aparat  pemerintah daerah, dari mulai Camat sampai pada level Bupati. Disinilah sikap narsis, positif thinking dan optimisme panitia diuji dengan sangat hebat, ternyata rencana panitia menghadirkan Dede Yusuf tidak disukai jajaran pemerintah daerah, sehingga dengan berbagai cara dan alasan yang dibuat-buat (dipolitisasi) mereka mencoba menggagalkan rencana panitia, ada yang melemahkan panitia dengan mengatakan bukan level LKM mengundang Wakil Gubernur, ada pula yang mengancam membubarkan acara ini karena dikategorikan kampanye illegal, ada juga yang berusaha membubarkan panitia dengan cara melarang kepala desa menjadi pelindung kegiatan dalam kepanitiaan, ada pula yang jelas-telas melarang kegiatan ini sebelum ada surat resmi dari Wakil Gubernur,,, luar biasa.
Maka demi kelancaran penyelenggaraan acara, 3 hari menjelang hari H panitia mengalah dengan merubah jadwal kegiatan, yang semula akan dilaksanakan pada tanggal 6 Oktober diundur menjadi tanggal 13 Oktober, dengan tujuan meningkatkan sosialisasi dan koordinasi serta memenuhi persaratan birokratis yang masih dianggap kurang oleh jajaran pemerintah daerah.


Namun ujian kepada panitia itu tidak berhenti sampai disitu, bahkan sampai dengan H-1, ketika lomba-lomba sudah dimulai dan tenda-tenda sudah didirikan, serta barang-barang untuk santunan sedang dikemas, Camat, Kepala Dinas BMCK yang menjadi leading sektor PNPM dan Sekpim Bupati masih mempersoalkan legalitas kegiatan gebyar sosial yang akan berlangsung ini dengan alasan tidak ada surat pemberitahuan baik dari panitia maupun dari Wakil Gubernur tentang rencana kehadirannya, tidak ada undangan resmi, bahkan mereka mengatakan tidak pernah mendengar rencana kegiatan ini sebelumnya, padahal sejak akhir September panitia sudah berkoordinasi dengan Kasatker, Bappeda dan Wakil Bupati yang difasilitasi oleh Korkot PNPM.
Semua halangan tadi akhirnya malah membuat tekad panitia semakin kuat untuk merealisasikan kegiatan gebyar sosial ini dengan didukung atau tidak didukung oleh pemda, panitia kemudian malah bersikap “dukungan itu menjadi tidak penting, karena yang penting adalah bisa memberi kepada kaum dhuafa walaupun tidak dihadiri para pejabat kabupaten dan kecamatan sekalipun, atau bahkan walaupun esok acara gebyar sosial itu dipermasalahkan atau dibubarkan karena dianggap mengumpulkan massa tanpa ijin, panitia tidak peduli dan siap menanggung resikonya”.

Akhirnya, kegiatan Gebyar Sosial Pelangi Peduli yang digagas LKM Madani Mekar Desa Kulur Kecamatan Majalengka Kabupaten Majalengka terselenggara pada hari Sabtu tanggal 13 Oktober 2012, perjalanan persiapan yang cukup melelahkan dan penuh tantangan pun seakan hilang tidak berbekas, ketika melihat massa yang hadir di alun-alun Desa Kulur begitu padat, dari 250 orang yang diundang malah sekitar seribu orang menghadiri acara ini, sangat membanggakan karena karena beberapa target tercapai bahkan terlampaui, pemberian santunan kepada lansia yang awalnya direncanakan bagi 100 orang terealisasi bagi 105 orang jompo, bantuan peralatan belajar bagi siswa miskin teralisasi bagi 106 orang melebihi target awal yang hanya 100 orang, panitia pun dapat merealisasikan bantuan dana untuk pengadaan Alat Permainan Edukatif bagi 5 PAUD serta bantuan dana pembinaan bagi 3 kesenian tradisional dan kesenian binaan Karang Taruna, serta dapat memberikan penghargaan bagi siswa-siswi berprestasi yang mengikuti lomba-lomba yang diadakan oleh panitia. Lebih dari itu, rencana pemberian tambahan bantuan dana bagi KSM Sosial As-Salam untuk modal usaha produktif dan pembangunan jalan pertanian pun pada akhirnya dapat terealisasi, semua itu berkat dukungan dana dari para dermawan sebagai hasil atas hubungan baik/relationship yang dibangun oleh panitia dengan orang-orang/kelompok/lembaga/perusahaan yang memiliki kepedulian tinggi kepada warga miskin dan kaum dhuafa sehingga terkumpul dana lebih dari 71 juta rupiah. 
Kerasnya tantangan ternyata tidak dapat mengalahkan kuatnya tekad dan komitmen serta sikap untuk memberi, keterbatasan pun ternyata dapat menjadi motivasi untuk berusaha lebih keras dan membangun kebersamaan yang lebih kuat, dan ternyata sikap narsis pun dapat berbuah manis bila digunakan untuk hal-hal yang positif, terbukti walaupun LKM Madani Mekar bukan merupakan LKM terbaik di Kabupaten Majalengka namun sangat percaya diri sehingga Acara Gebyar Sosisal Pelangi Peduli dapat dihadiri serta diapresiasi positif oleh Wakil Gubernur sebagai Ketua TKPKD Propinsi Jawa Barat, dan Asda III, Kepala Dinas BMCK, Camat serta jajaran Muspika Majalengka. 

Dalam acara refleksi panitia setelah selesai penyelenggaraan acara, Ketua Panitia Pelaksana, yang juga sebagai Kepala Dusun Ahad di Desa Kulur, menyampaikan isi hatinya dengan suara tercekat dan terbata-bata karena haru ; “kucuran keringat, pikiran stress, rasa tertekan, rasa didholimi, sedih & marah yang dilalui selama perjalanan persiapan penyelenggaraan acara ini, seakan tidak berbekas sama sekali ketika santunan dapat diberikan kepada warga miskin melalui acara yang kita selenggarakan ini, sekarang saya sadar, walaupun saya tidak dapat membantu warga miskin dengan materi namun saya dapat memberi mereka melalui karya, yang dibangun atas dasar kebersamaan dan kepedulian”. 

.................... How about Us?..................