Laman

Development is Freedom . . . . . . . Pembangunan Adalah Pembebasan

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

Rabu, 30 Januari 2013

Jawa Barat Berjaya (Tribute to Macan)

Judul       :  Jawa Barat Berjaya
Cipt        :  Balad Macan Salawasna - Kab. Majalengka
Arr.         :  Denny Permadi Fasinfrawan
Lyrics      :  Partisipatif Tim-One Mjl
Tribute to : Pasangan Cagub-Cawagub Jawa Barat Dede  Yusuf Macan Efendi-Lex Laksamana

Kamis, 24 Januari 2013




ARTI KEHIDUPAN
(Karya : Cucu, S.Pd)

Tanpa keluh kesah dan gerutu
Kau datang sinari dunia
Terima kodrat serta tugas nan mulia
Memberi nafas pada sukma jagat raya
Pada kami yang terkadang tak mampu dan tak mau mampu
Pada kami yang enggan disebut durhaka
Pada kami yang senantiasa merasa lebih mulia
Pada kami yang terkadang lupa membaca
Pada kami yang tak sadar berbuat cela
Pada kami yang tak terima dihina
Pada kami yang menyandang makhluk mulia

Wahai mentari........
Kadang aku tahu tapi tak mau mengaku
Kadang aku sadar tapi malu
Kadang aku mau tapi ragu
Bahkan kadang aku enggan karena ego dan harga diri

Dan pada hari ini, disini, 
Aku sadar muliaku susut karena malu
Sempurnaku hilang karena sifatku
Derajatku berkurang karena ego ku
Kadarku tak nyampai selogam mulia

Dan pada kesadaran diri......saat ini....
Dalam segenap daya dan upayaku
Kutekadkan ikhlas, 
Kuniatkan rela
Sebab aku yakin......
Bahwa jasa akan mengikuti rasa ikhlas dan rela
Bahwa mutiara tetap mutiara 
Bahwa mentari tetap mentari walau malam terganti siang
Dan bahwa benar adalah benar kapan dan dimanapun aku berada

Karya : Cucu, S.Pd (Koord Forum LKM Kec Sumberjaya)
Seiring ucapan selamat ke tempat tugas baru kepada Ibu yanti
Serta permohonan maaf dari kami atas hilaf selama ini.

Selasa, 15 Januari 2013

Motor Penggerak Perubahan Sosial di Desa Panjalin Lor - Sumberjaya - Majalengka


Cucu, begitu ia biasa dipanggil sesuai namanya. Lelaki kelahiran Tasikmalaya yang berprofesi sebagai Guru SD dan sedang menempuh pendidikan jenjang S-2 ini adalah salah seorang “relawan” dalam kegiatan penanggulangan kemiskinan yang dipercaya oleh warga desanya menjadi Koordinator Lembaga Keswadayaan Masyarakat (LKM) “Harapan Panjalin Lor” sejak tahun 2008.

Perkenalannya dengan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan berawal dari seringnya membantu kegiatan istrinya yang pada tahun 2008 terpilih menjadi “relawan” penanggulangan  kemiskinan. Awalnya hanya sekedar membantu istrinya yang kerepotan menyelesaikan tugas-tugasnya sebagai seorang relawan penanggulangan  kemiskinan. Yang membuat dia tidak langsung terlibat menjadi relawan adalah karena kesibukannya serta karena sikap apatisnya terhadap program pemerintah bahwa “semua program pemerintah itu sama, hanya konsepnya saja yang bagus sedangkan implementasinya akan berakhir serupa seperti program-program lainnya, bubar, selesai, tidak transparan dan akuntabl, bahkan cenderung dilaksanakan asal-asalan, dan selanjutnya hanya menguntungkan pihak-pihak tertentu saja yang memanfaatkan program untuk keuntungan pribadi dan kelompoknya”.

Dalam perjalanan waktu program sampailah pada siklus Pemilihan Anggota LKM, karena cara dan kriteria calon anggota LKM yang akan dipilih dalam program PNPM ini sangat unik, maka terbuka peluang siapapun untuk terpilih menjadi anggota LKM asal memiliki moral yang baik, sebab seluruh masyarakat dapat dipilih (tidak ada pencalonan dan tidak ada kampanye), memiliki track-record yang baik secara moral (jujur, adil, dapat dipercaya, peduli, dan sifat-sifat lain yang didasari nilai-nilai universal kemanusiaan). Sehingga terjadilah sesuatu yang selama ini dihindari olehnya yaitu terlibat dalam program PNPM, melalui hasil pemilihan berjenjang dari mulai tingkat RT sampai tingkat desa, terpilihlah ia (demikian pula istrinya) menjadi anggota LKM melalui pemilihan yang sangat demokratis, hal tersebut menunjukkan bahwa suami-istri tersebut di mata masyarakat adalah orang baik dan masyarakat menggantungkan harapan perubahan kepada keduanya.

Pilihan masyarakat memang tidak salah, sebab berkat kepemimpinannya di LKM Harapan Panjalin Lor geliat keberdayaan warga mulai tumbuh. Hal tersebut dapat dilihat dari besarnya nilaai swadaya gotong royong dalam setiap kegiatan pembangunan, tumbuhnya kelompok-kelompok ekonomi produktif yang memanfaatkan dana pinjaman bergulir di LKM, terlembaganya kembali proses-proses musyawarah di masyarakat, kaderisasi dan transfer ilmu dan informasi berjalan dengan baik, kesemuanya berkat kiprah aktif dan teladan yang memancar dari motor penggerak pembangunan yang satu ini, sebab dia bukan hanya menyuruh namun mengajak dan memberi contoh langsung di lapangan, sebab dia bukan hanya menghimbau namun paling dahulu berbuat apa yang dikatakannya, dan semuanya dilakukan dengan penuh tanggungjawab dan keikhlasan.

Program pinjaman bergulir yang pada program-program sebelumnya selalu macet pembayarannya dan  kemudian bubar, melalui kepemimpinan, keteladanan dan kepedulian serta tanggungjawab yang penuh di LKM Harapan Panjalin Lor  membuktikan sebaliknya, persentase pengembalian (repayment rate) pinjaman bergulir dgn  modal lebih 100 juta di Desa Panjalin Lor bertahan di angka 100% (tidak ada kemacetan), ini menunjukkan bahwa pengurus dan masyarakatnya sudah menerapkan  nilai-nilai kejujuran dan tanggungjawab, sesuatu yang pernah hilang dan kini tumbuh kembali berkat tauladan dan kepemimpinan LKM dimana Cucu adalah koordinatornya.

Kepercayaan masyarakat kepada LKM demikian besar, sehingga menghasilkan salah satu hasil pembangunan yang cukup spektakuler, yaitu pembangunan jembatan di Blok Manis yang menghabiskan biaya lebih dari 151 juta, sedangkan bantuan stimulan melalui PNPM hanya 26 juta, sedangkan sisanya (kurang lebih 125 juta) adalah swadaya masyarakat. Pengumpulan swadaya yang demikian besar bukanlah hal yang mudah, namun dapat dicapai berkat kerja keras, tanggungjawab dan kerelawanan yang dikembangkan sang pelopor ini.

Sekarang, di tengah kesibukannya mengurus organisasi masyarakat lainnya selain LKM, dan padatnya jadwal kuliah dimana dia sedang menyelesaikan jenjang pendidikan S-2 di salah satu perguruan tinggi di Bandung, hampir tidak pernah keluar keluhan dalam menjalankan aktifitasnya di masyarakat, sebab menurutnya “keterpanggilannya dalam ikut serta membangun masyarakat adalah kewajibannya, walaupun harus berkorban baik waktu, tenaga pikiran bahkan materi,,, sebab,,, kalau bukan kita ya siapa lagi?”, ujarnya penuh keyakinan dan  keikhlasan.

Perubahan memang selalu tumbuh dari keyakinan dan keikhlasan para pelopor, walaupun jumlahnya sedikit namun resonansinya demikian besar untuk menciptakan perubahan yang besar, pada saatnya nati.

(dari Cepyadi T-4)

Sabtu, 12 Januari 2013

GALERY FOTO PELDAS JAN2013





















Kerelawanan Adalah Sikap yang Dahsyat untuk Menggerakkan dan Memotivasi


Relawan,,,, awalnya memang semua orang pun meragukan akan terjaring relawan sedemikian banyak dalam melaksanakan program ini, di tengah paradigm masyarakat yang harus serba upah dan imbalan, apalagi bila mendengan bahwa yang dilaksanakan ini adalah “program pemerintah” maka langsung saja program tersebut siap untuk dianggap sebagai program “yang boleh dimakan rame-rame”. Namun dalam realitasnya malah sebaliknya,, keraguan tersebut malah terbantahkan, karena pada saat yang sama ternyata banyak relawan-relawan yang tergali dan siap bekerja demi membantu masyarakat miskin, yang luarbiasa adalah kebanyakan mereka pun dalam kondisi miskin juga….
Salah seorang relawan  yang betul-betul ingin membangun masyarakat secara sukarela antara lain adalah Amsor,  warga blok TelarGedang Desa Kulur kecamatan/Kabupaten Majalengka. Di usianya yang tidak muda lagi ditambah keterbatasan ekonomi keluarganya, tidak menyurutkan langkahnya untuk selalu aktif mengikuti kegiatan – kegiatan kemasyarakatan juga mendorong warga di bloknya untuk aktif dalam pembangunan.
Keterlibatan dia sebagai relawan mulai sejak sejak tahun 2008, dengan bekal pengetahuan substansi  PNPM yang didapatnya melalaui keterlibatan dalam kegiatan tahapan siklus PNPM di desa Kulur, sejak kegiatan RK, PS, Penyusunan PJM, Pemilu LKM sampai dengan RWT dan kegiatan-kegiatan Tinjauan Partisipatif, akhirnya dia dipercaya oleh mayarakat untuk menjadi Ketua KSM Cipta Bagja sebagai pelaksana kegiatan pembangunan fisik di bloknya. Keterlibatannya dalam kegiatan PNPM sangat aktif, bahkan walupun kadang-kadang harus berjalan kaki atau mencari tumpangan gratis (karena tidak memiliki kendaraan) sejauh 3 KM dari rumahnya ke sekretariat LKM Madani Mekar, tak menyurutkan kerelawanannya untuk menyampaikan aspirasi masyarakat serta menyampaikan pertanggungjawaban atas pelaksanaan pekerjan yang telah dilaksanakan oleh KSM  yang dipimpinnya. Kerelawanannya tersebut sangat diakui oleh warga, “Kalau tidak ada Pak Encon (panggilan  sehari-harinya) mungkin kami tidk akan dapat menikmati program PNPM, karena sulit mencari  orang seperti dia yang mau cape-cape membantu masyarakat miskin  tanpa memperoleh imbalan apa-apa,,,,”.
Kemudian dia di percaya masyarakat untuk menjadi Ketua KSM selama tiga tahapan BLM, secara nyata telah mampu mendorong wilayah bloknya untuk terlibat aktif dalam pembangunan, hal ini terbukti  dengan terealisasinya kebutuhan masyarakat yang diusulkan melalui PNPM seperti sarana  air bersih yang dapat dinikmati warga 1 Rt, perbaikan jalan gang sepanjang kurang lebih 500 M yang mencakup 3 RT, peerbaikan rumah tidak layak huni sebanyak 4 unit,  demikian juga atas fasilitasi Pa Amsor pulalah di wilayahnya terbentuk 1 KSM Ekoomi yang dapat mengakses pinjaman modal bergulir dari UPK-LKM.
Dalam mendorong keterlibatan warga untuk berperan aktif dalam pembangunan dia tidak mengharapkan imbalan baik materi maupun sekedar pujian, tapi dia benar-benar ikhlas menjalankannya, padahal selama ini tenaga, fikiran dan waktu telah dia korbankan bahkan ia rela menuju tempat pertemuan-pertemuan hanya dengan berjalan kaki.
Dan tidak sedikit pun tampak keluh kesah terucap ataupun tergambar di wajahnya.
Di sela-sela perbincangan bersama dia sambil menyelesaikan karya pahatnya yang berbahan baku kayu buangan, dia mengutarakan bahwa memang tidak menafikan kerelaan yang dia berikan demi terbangunnya lingkungan berdampak pula pada kehidupan pribadi dia selaku pengrajin pahat kayu buangan, dimana karya-karya dia ikut terekspose dan dikonsumsi oleh rekan dan masyarakat sehingga itu menjadi salah satu imbas positif yang dia rasakan, khususnya dalam masalah pendapatan keluarga serta manfaat lain misalnya karena aktif sebagai relawan penanggulangan kemiskinan membuatnya banyak relasi, sehingga dia merasa kaya dan cukup ketika dapat membantu orang lain walaupun hanya dengan tenaga dan pikiran.
“Orang yang paling miskin itu adalah orang yang tidak memiliki mimpi dan harapan,,,,,,!” katanya dengan yakin sambil menatap atap dan plafon rumahnya yang rusak dimakan rayap……..


Ket Foto : Amsor, berdiri paling kiri (memakai kopiah), diberi apresiasi atas kerelawanannya oleh Bapak Wagub Jabar (H. Dede Yusuf Macan Efendie) pada Acara Gebyar Sosial di Desa Kulur, Oktober 2012.

(dari J2 Sutarja - sFT-1)