Laman

Development is Freedom . . . . . . . Pembangunan Adalah Pembebasan

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

Selasa, 30 Desember 2014

Sungai Kita Adalah Sungai Dunia



























Sungai kita adalah sungai dunia
dapat dinikmati oleh siapapun, dari manapun dan kapanpun
oleh sebab itu mari kita jaga untuk semua orang dan untuk masa depan agar sungai Cideres ini tetap seperti kata mereka :
"Sungai ini airnya hangat....!
Mari jadikan tetap hangat dan bersahabat bagi siapapun yang ingin menikmatinya,,,,,

Minggu, 14 Desember 2014

Refleksi : Gundah Para Ayah

Minggu itu masih remang-remang saat pulang jalan-jalan pagi, sambil nongkrong di tukang serabi yang mangkal di samping sebuah rumah sederhana di pinggir jalan, tak sengaja saya mendengar percakapan pasangan suami istri pemilik rumah tersebut, “Yah, gas dan beras sudah habis lho,,,!” ujar istrinya. Suaminya hanya tersenyum dan bersiap menghidupkan motornya, namun lalu diurungkannya karena teriakan anak gadisnya dari pintu depan “Ayah, sepatu sekolah Teteh jebolnya parah banget”.
“Iyaaa,,,”, jawab sang ayah, getir terdengar di telinga saya, apalagi bagi laki-laki itu, saya bisa membayangkan langkahnya semakin terbebani pagi ini.
Saya jadi teringat pesan anak saya semalam, “Tas sekolah dede sudah gak bisa ditutup seletingnya Pa, beliin ya Pa”, dan saya hanya bisa menjawabnya dengan “Insya Allah”, sambil berharap anak saya dapat memahami apabila sore nanti tangan ini tak menjinjing apa yang dia impikan.
Tak sedikit para ayah yang setiap pagi membawa gundah mereka mengiringi perjalanannya sampai di tempat pekerjaan, baik itu keluhan sang istri tercinta tentang uang belanja bulan ini yang sudah habis, susu buat si kecil yang hanya tersisa cukup sampai sore nanti, tagihan cicilan motor, listrik dan air serta hutang di bank keliling yang mulai sering mengganggu tidur, dan segudang gundah lain yang kerap membuatnya kerap terjaga dari tidur pulasnya.
Tak sedikit ayah yang tangguh yang selalu ingin membuat anak istrinya tersenyum, meyakinkan mereka dengan sebuah kalimat yang menjanjikan, “Iyyaa, nanti ayah penuhi semuanya, kalau tidak hari ini ya besok” walaupun dadanya bergemuruh kencang dan pikirannya berputar mencari jalan keluar untuk memenuhi janji yang membuatnya semakin gundah.
Namun tak sedikit pula ayah yang rela menggadaikan iman dan integritasnya, menipu rekan kerja atau rekan bisnisnya, me-markup anggaran dengan memanipulasi angka-angka, atau berbuat curang dibalik jabatan yang dipegangnya, tapi istri dan anaknya tak pernah tahu dan tak pernah bertanya dari mana uang yang didapat  sang ayah, karena yang penting bagi mereka teredam sudah gundah hari itu.
Ada pula beberapa ayah yang terpaksa membiarkan tangannya berlumuran darah sambil menggenggam sebilah pisau dengan merebut hak orang lain demi menuntaskan gundahnya, walau akhirnya harus berakhir di penjara, walau akhirnya tangis di rumahnya tetap tak henti karena susu yang dijanjikan sang ayah tak pernah terbeli.
Cukup banyak para istri dan anak-anak yang setia menunggu kepulangan ayahnya di rumah dengan penuh harap, namun hingga malam berganti dini hari yang ditunggu tak juga kembali. Sementara lelaki yang ditunggu dengan penuh cinta oleh istri dan anaknya itu telah babak belur dan tak berkutik, sekarat meregang nyawa menahan sisa-sisa nafas terakhir setelah dihakimi massa yang geram oleh aksi kejahatan yang kerap dilakukannya. Sekali lagi, ada ayah yang rela menanggung resiko seperti itu demi segenggam gundah yang mesti ia tuntaskan.
Sungguh, diantara sekian banyak ayah yang seperti itu, saya sangat salut dengan sebagian ayah lainnya yang tetap sabar menggenggam gundahnya, membawanya sampai ke tempat pekerjaan dan tetap menggenggamnya ketika kembali ke rumah, menyertakannya dalam mimpi, mengadukannya dalam setiap sujud panjangnya di keheningan malam, dan tetap menggenggamnya hingga fajar terangi pagi, berharap Allah memberikan rejeki hari itu, agar tuntas satu persatu gundah yang ada dalam genggaman. Sebab ia tetap yakin, Allah takkan membiarkan hamba-Nya berada dalam kekufuran akibat gundah-gundah yang tak pernah terselesaikan.
Para ayah seperti inilah, yang akan menyelesaikan semua gundahnya dengan tanpa menciptakan gundah baru bagi keluarganya, karena ia takkan menyelesaikan gundahnya dengan tali gantungan, atau dengan tangan berlumur darah, atau berakhir di balik jeruji besi, atau takkan membiarkan orang tak dikenal membawa kabar buruk tentang dirinya yang hangus dibakar atau meregang nyawa dihakimi massa setelah tertangkap basah melakukan penjambretan demi membuat istri dan anaknya tetap tersenyum.
Dan saya, yang juga seorang ayah bagi anak-anak yang luar biasa, akan tetap menggenggam gundah saya dengan penuh senyum, dengan hati yang tetap riang dan penuh harap, mengikuti para ayah yang memilih melangkah ringan walaupun dengan gundah di genggaman dan bahkan dipundaknya,, Insya Allah.

“Ya Rabb,, jadikanlah anak-anakku cahaya, sehingga jalanku tetap terjaga di terang-benderang jalan-Mu,,,,”  

(disarikan dari berbagai sumber)

Selasa, 09 Desember 2014

Bambu, Untuk Alam dan Masa Depan


“Taya tanah nu teu kapelakan
Taya gawir nu teu awian”




Ungkapan atau kata mutiara bahasa Sunda diatas adalah sebuah kearifan lokal masyarakat Sunda (Majalengka) yang menandakan betapa masyarakat Sunda sangat memahami dan menjaga kelestarian hutan yang ada di lingkungannya. Taya tanah nu teu kapelakan, taya gawir nu teu kaawian, juga menunjukkan bahwa setiap jengkal tanah harus ditanami, bahkan tebing (gawir) pinggir sungai pun tetap harus ditanami, salah satu tanaman yang ditunjukkan oleh peribahasa tersebut adalah bambu (awi).
Dari ungkapan yang terdengar sederhana tersebut, mengandung arti yang sangat luas, dapat diartikan sebagai langkah-langkah menuju penghijauan dan konservasi lahan untuk menjaga alam sekitar agar tetap menjadi sahabat bagi manusia, karena apabila  alamnya yang terjaga maka  masyarakatnya pun akan dijaga oleh alam (chik).
Manfaat pohon bagi kehidupan manusia sangat banyak tentunya, antara lain sebagai sumber oksigen yang berfungsi bagi kehidupan manusia, sumber pangan, papan, juga sandang obat-obatan, dan sebagainya. Sehingga apabila hutannya terpelihara dan terjaga sehingga dipenuhi pohon-pohonan dan tidak gundul maka sebagian besar  kebutuhan manusia dapat terpenuhi, terutama oksigen dan air.
Bambu (awi, Sunda) adalah tanaman jenis rumput-rumputan dengan rongga dan ruas di batangnya. Bambu memiliki banyak tipe. Nama lain dari bambu adalah buluh, aur, dan eru. Di dunia ini bambu merupakan salah satu tanaman dengan pertumbuhan paling cepat. Karena memiliki sistem rhizoma-dependen unik, dalam sehari bambu dapat tumbuh sepanjang 60cm (24 Inchi) bahkan lebih, tergantung pada kondisi tanah dan klimatologi tempat ia ditanam (http://id.wikipedia.org/wiki/Bambu#Ekologi
Bambu juga bermanfaat sebagai bahan kuliner (rebung bambu, bambu muda lho, sebab yang tua mah hanya cocok buat dibikin pagar bukan buat dimakan hehe), konstruksi rumah (gedeg, bilik), instrumen musik, transportasi (getek atau rakit) dan banyak lagi tentunya, bahkan pada masa perjuangan kemerdekaan bambu dijadikan senjata untuk melawan penjajah (bambu runcing), keren kan?
Salah satu kegiatan yang dilaksanakan oleh kelompok pemuda di Blok Cijurey Desa Kulur Kec/Kab. Majalengka yang berafiliasi dengan Girimadani Senter  adalah pembibitan dan penanaman bambu. Pembibitan bambu sudah dilaksanakan secara mandiri, dengan menggunakan tunas-tunas yang keluar dari bonggolnya, dipisahkan dan kemudian dimasukkan ke dalam polibag yang sudah disiapkan di persemaian. Setelah cukup umur, kira-kira  3-4 bulan di persemaian barulah bibit bambu tersebut dapat ditanam di lokasi sasaran.

Bibit yang dihasilkan oleh komunitas, sebagian ditanam di areal lahan kritis yaitu di lahan-lahan kosong milik penduduk setempat dan di tebing-tebing pinggir sungai (gawir, Sunda), hal ini bertujuan untuk menyuburkan lahan, menahan laju erosi dan longsor serta meningkatkan kandungan air tanah di areal yang ditanami pohon bambu. Sebagian bibit lainnya dijual kepada pemesan yang datang dari berbagai daerah seperti Kabupaten Cirebon, Kuningan dan Sumedang.
Selain bertujuan untuk monservasi lahan, penanaman bambu ini juga bertujuan untuk meningkatkan pendapatan masyarakat, karena bambu tersebut pada usia 1,5 tahun sudah dapat dijual dan dimanfaatkan untuk berbagai keperluan. Salah satu hal yang sedang dilakukan oleh komunitas adalah membangun kerjasama dengan pihak swasta yang diharapkan dapat ikut memasarkan bambu, atau dapat memberikan pelatihan kepada para pemuda untuk mengolah bambu menjadi barang yang bernilai ekononis lebih tinggi, misalnya instrumen musik (calung, angklung) dan merchandise yang berasal dari bambu.

Hayu urang pepelakan
Ulah aya tanah teu kapelakan, ulah aya gawir teu kaawian.
I wish,, semoga,, mugia ,,,,, Amin YRA.