Laman

Development is Freedom . . . . . . . Pembangunan Adalah Pembebasan

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

Senin, 20 Agustus 2012

Andai Aku Tahu Ini Ramadhan Terakhir Bagiku….


Andai Aku Tahu Ini Ramadhan Terakhir Bagiku….

tidak akan aku sia siakan walau sesaat berlalu
setiap masa tak akan dibiarkan begitu saja
di setiap kesempatan juga masa yang terluang
alunan Al-Quran senantiasa aku bacakan dan perdengarkan kehadapan MU ...ya Rabb

andai aku tahu ini Ramadhan terakhir.. 

setiap malam kan kusibukkan dengan
bertarawih..  berqiamullail... bertahajjud...
mengadu...merintih. ..meminta belas kasih
"sesungguhnya aku berharap untuk ke syurga-MU
dan....aku tak sanggup untuk ke neraka-MU"

andai aku tahu ini Ramadhan terakhir..

aku akan selalu bersama dengan mereka yang tersayang
aku isi Ramadhan dengan hal yang bermanfaat
aku buru... aku cari.. suatu malam idaman
yang lebih baik dari seribu bulan


andai aku tahu ini Ramadhan terakhir..

aku bakal menyediakan batin dan zahir
mempersiapkan diri... rohani dan jasmani
menanti-nanti jemputan Izrail
di kiri dan kanan  lorong-lorong ridha Ar-Rahman


Duhai Illahi...

andai ini Ramadhan terakhir buat-ku
jadikanlah Ramadhan ini paling berarti...paling berseri...
menerangi kegelapan hati -ku
menyeru ke jalan menuju ridho serta kasih saying-Mu ... Ya Ilahi


Namun sahabat....

tak akan ada manusia yang mampu mengetahui
apakah Ramadhan ini merupakan yang terakhir  kali bagi kita atau bukan
yang mampu seorang hamba lakukan hanyalah
berusaha... bersiap-siap ... bersedia ...  dan meminta belas-NYA,

…… namun aku telah menyia-nyiakannya,,,,,, ampuni hamba Yaa Rabb…

Selamat jalan ya Ramadhan,

Taqqobalahu Minna Waminkum, Taqoballahu Ya Karim.

Chik - Girimadani, 1 Syawal 1433 H

Kamis, 02 Agustus 2012

"ANAK TIRI IBU PERTIWI"




“Keadilan Sosial Bagi Seluruh Rakyat Indonesia”
Sila terakhir yang kulafalkan pertama kali saat upacara bendera senin pagi awal tahun tujuh puluhan
selalu terngiang dan melekat basah di lidah,
yang sepertinya takkan pernah salah mengucapkannya sampai kapanpun
namun akhir-akhir ini ada satu pertanyaan yang menggangguku,
“Akupulakah Rakyat Itu?”
…………………………………………..

Bila memang aku juga rakyat yang tersurat dalam sila terakhir itu
kenapa kau tinggalkan aku di kampung kumuh tak berbekal makanan dan minuman yang cukup?
kenapa kau suruh orang-orang berseragam tangkapi aku, seret aku, masukkan aku ke dalam penjara yang mereka sebut pembinaan?
kenapa kau biarkan aku keluar dari penjara tanpa kau beri aku pakaian yang layak sehingga aku tetap tidak dapat membaur dengan lingkungan yang kau bangun dengan bau kapitalisme?
kenapa air susu yang kau berikan padaku tidak sama manisnya dengan air susu yang kau berikan kepada saudara-saudaraku yang lain yang membuat saudara-saudaraku hidup lebih sehat dan cerdas?

Ahhhhh….
tak kupungkiri aku memang menikmati pula yang kau bangun ibu,
jalan-jalan yang mulus aku nikmati
Gedung-gedung yang tinggi aku nikmati walau hanya sebagai tempat peneduh sementara bagiku ketika aku berjalan di matahari pagi dan sore dengan bayangannya
gekolah-sekolah yang megah aku lihat pula,
rumahsakit-rumahsakit yang mentereng aku lihat pula
tapi mereka tak mau mengajariku ketika aku butuh pendidikan
tapi tak mau mengobatiku ketika aku sakit dan butuh pertolongan
dan malah mereka mencibir dengan kesombongannya melihat pakaianku yang compang-camping ketika aku mendekati mereka seakan aku adalah tumpukan sampah yang bau dan kotor
hanya buat merekalah kau buat dan kau bangun semua itu ibu?

aku mengais makanan di sela-sela keangkuhan bangunan yang kau bangun ibu
aku berjalan di atas jalan yang kau bangun,, sendiri,, sepi
seakan tak ada yang mengenalku bahwa akupun salah satu anakmu
apakah kau tak memperkenalkan aku kepada saudara-saudaraku yang lain Ibu?
malukah engkau mengakui aku sebagai anakmu pula?

Ibu,,,
bila aku menuntut
bukan berarti aku ingin belas-kasihmu
aku hanya menuntut hakku sebagai salah seorang anak yang engkau lahirkan untuk diperlakukan sama sebagai anak
yang butuh air susumu
yang butuh pendidikan agar aku dapat menghitung sisa umurku
yang butuh pakaian untuk membedakan diri dari binatang liar
yang butuh sandang untuk menutupi auratku ketika aku beribadah
yang butuh perlindungan kala aku terancam
yang butuh pengobatan ketika aku sakit
yang butuh kasih sayangmu,,
yang butuh belaian lembutmu saat aku gelisah,,
yang butuh pelukanmu untuk menenangkan hatiku saat aku marah…. !

tapi tak kupungkiri akupun pernah merasakan kebaikan saudara-saudaraku itu ibu
pernah kuterima memang pemberian dari saudara-saudara sekandung walaupun tak setiap saat mereka memberiku,
walaupun selalu pemberian bersarat
pernah kuterima pula pemberian-pemberian yang sepertinya berisi kepedulian, namun bagiku itu hanyalah saweran yang apabila aku mau mendapatkannya maka aku harus mau berebut berdesakkan saling-menginjak menyikut bahkan mendorong sehingga kadang aku terluka berdarah

jangan marah bila saat ini aku merasa kehilangan makna akan pancasila yang kau agungkan dan kau ajarkan padaku sejak tempo dulu aku kecil
sebab pancasila yang dulu kau kenalkan padaku demikian agung ternyata sekarang hanya jadi kebanggaan semu
sebab pancasilamu kini hanya jadi alat penguasa untuk mengikat semua yang ada disekelilingnya agar terbelenggu seperti kerbau dicocok hidung
sebab pancasilamu kini hanya sebuah penggalan sajak yang hanya diucapkan pada saat tertentu dengan tanpa makna tanpa jiwa tanpa kesungguhan

akulah,,
salah satu anakmu yang jadi korban atas pancasila yang dikebiri anak-anakmu lainnya ibu
akulah tumbal dari kesewenangan dan keserakahan anak-anakmu lainnya yang tumbuh dan berkembang dengan nafas kapitalisme yang entah darimana mereka dapatkan
tak ada keadilan bagiku
tak ada kesetaraan bagiku
tak ada kesejahteraan bagiku
tak ada kelembutan kasihsayang bagiku

ahhhh,,,
termasuk akukah rakyat itu ibu…?
Apakah engkau - pertiwi - ibu kandungku juga,,,,?


"Yang Termarginalkan"
CHIK - IN GM - AUGUST 2TH, 2012