Dalam hubungan antara manusia dgn Tuhan, mencari ilmu adalah kewajiban manusia. Sedangkan dalam hubungan antara rakyat dg negara, pendidikan adalah HaK rakyat dan negara WaJiB menyelenggarakan pendidikan, menyediakan fasilitas/sarana dan prasarana pendidikan bagi rakyatnya, krn rakyat sudah bayar pajak,,,,.
Namun sampai dengan hari ini, pendidikan yang murah tapi layak justru malah menjadi sesuatu yang langka,,,, bg orang miskin apalagi,,, mrk tidak mampu lagi bercita-cita setinggi langit karena khayalan dan impian pun selalu buyar oleh datangnya tagihan-tagihan biaya pendidikan yg terpaksa harus dibayar walaupun harus menukar berasnya menjadi uang bagi biaya pendidikan anaknya.
Sistem pendidikan nasional sudah semakin baik, 20% anggaran pendidikan dari APBN sudah dipenuhi, tp knpa masih ada sekolah runtuh? Knpa masih bnyak sekolah tidak layak? Knpa masih bnyak warga yg kesulitan mengakses pendidikan sehingga untuk mencapai sekolah saja masih banyak yg harus menempuh bahaya dgn bergelantungan di jembatan ambruk? kenapa masih banyak sekolah kekurangan guru dan buku? kenapa biaya sekolah masih tak terjangkau?
Ternyata perubahan Sisdiknas dan anggaran yg besar belum mampu merubah wajah buruk pendidikan kita, krn ada satu hal mendasar yg belum berubah,,, yakni KORUPSI,,,,,
Sebab korupsi, yang kata Kwik Kian Gie rata-rata mencapai 30%, juga berakibat pada kualiitas dunia pendidikan kita. Bayangkan saja,,, bila anggaran pendidikan bocor rata-rata 30% per tahun-nya maka kualltas pendidikan pada saat inipun tertinggal 30% dari yang seharusnya, demikian pula dari sisi waktu pembangunan pun kita kehillangan sepertiganya,,, bila dihituung sejak merdeka kita sudah membangun selama 66 tahun, namun akibat korupsi, kenyataan sebenarnya kita baru membangun setara dengan 44 tahun, artinya, kondisi saat ini (2012) - dalam segala bidang termasuk pendiidikan - harusnya telah dicapai pd tahun 1989,, luarbiasa,,,,,,
Jadi,,, selama korupsi masih merajalela spt sekarang, kita, orang miskin, masih tetap tak akan mampu bayar sekolah,,,, !
Tapi walaupun demikian, tetaplah jaga "Pelita Harapan". Salam.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar