Laman

Development is Freedom . . . . . . . Pembangunan Adalah Pembebasan

Sesungguhnya Sesudah Kesulitan Itu Ada Kemudahan

Rabu, 11 Maret 2015

INILAH PUISIKU, MERAH-MARAHKU...!

Gunung-gunung megah tampak berdiri dengan gagah
Perkasa menyangga alam dengan hijaunya yang kukuh
Membuat pandangan mata jadi sesejuk embun
Dan tarikan nafas seringan kapas,  Oh,,,
Betapa nikmatnya hidup ketika udara dapat dihirup dengan bebas
tanpa batas

Itulah kemarin dan hari ini
Itulah mimpi manusia paling abadi
Namun entah esok atau lusa
Bulan depan atau tahun depan
Masihkah udara sesejuk, seringan dan sebebas kita hirup seperti hari ini?

Aku tak yakin,,,,,
Sebab esok kenyataan pahit akan meruntuhkan mimpi indah malam tadi
Pagi-pagi kudengar dari burung  hantu yang mulai gelisah
Para cukong dan perampok sedang berdiskusi dan sesekali tertawa
Menyusun rencana menukar kemerdekaan lingkungan kita dengan nafsu serakah mereka
Dibalik dinding-dinding gedung yang kedap suara, yang dibangun dari uang pajak sodara,,sodara dan sodara


Aku yakin,,,
Bila nanti pohon-pohon telah menjadi tiang-tiang mall yang menjulang
Bila bukit dan gunung tak lagi menjulang kokoh memaku bumi
Bila sawah-sawah tak lagi terhampar karena sudah jadi pelataran parkir
Puluhan bahkan ratusan ribu anak-anak kita
Takkan lagi mengenal padi yang setiap saat mereka makan
Takkan lagi mengenal pohon dan hutan yang udaranya mereka hirup setiap detik
Lantas, kalian mau berpangkutangan mendapati kenyataan
hak hidup anak-anakmu direnggut dari tanganmu sendiri?


Bila saat itu tiba, aku bertanya
Kemanakah perginya mereka para cukong dan perampok
yang kemarin bergelimang harta bermandikan kemewahan
dari hutan yang mereka tebang
 dari sungai yang mereka cemari
dari mata air yang mereka hisap habis
dari tanah yang mereka kencingi
dari binatang yang mereka keringkan di ruang-ruang tamu?
Aku bertanya..... beranikah kau nyalakan nyalimu menjadi api?

 Inilah puisiku
kegelisahan ditengah gelak-tawa orang-orang sesat pikir
yang bicara pemberdayaan dan pembangunan tapi tak berpihak pada lingkungan yang semakin sekarat
yang bicara pendidikan tapi tak menyentuh realitas kehidupan
apalah artinya

Inilah puisiku Tuhan,, sebuah bola api di mulutku
Sebab ketika mulutku meneriakkan lingkungan hidup
pada saat yang sama mataku melihat lingkungan berangsur mati
dirusak dan ditukar dengan rupiah yang semakin tak berarti
Aku marah, Tuhan, Aku marah...!



Persembahan Dari       : GirimadaniSenter

Untuk                            : Komunitas Pencinta Lingkungan Lestari

Tidak ada komentar:

Posting Komentar