Kemajuan sebuah wilayah yang merupakan hasil dari pembangunan perkotaan merupakan satu keniscayaan yang tidak bisa dibendung adanya, hal ini seiring dengan kecenderungan semakin meningkatnya anggaran pembangunan secara umum dari tahun ke tahun. Namun kita sering lupa mengartikan pembangunan hanya sekedar pembangunan yang sifatnya fisik saja, misalnya hanya diukur dengan terbangunnya infrastruktur saja, padahal seharusnya seiring dengan kemajuan pembangunan infrastruktur, maju pula manusianya, baik pola pikir maupun sikap dan perilakunya. Dengan demikian, karena kemajuan sebagai akibat dari pembangunan tidak dapat ditolak, tidak boleh pula diterima begitu saja, namun harus diantisipasi ekses-ekses negative dari kemajuan tersebut, yaitu melalui penyiapan masyarakatnya agar tidak menjadi korban kemajuan, tapi diharapkan menjadi masyarakat yang tetap memiliki jati diri dengan mengutamakan pembangunan berkelanjutan dan pro lingkungan hidup lestari.
Seperti yang disebutkan di atas, seharusnya pembangunan wilayah perkotaan ini mempertimbangkan pula ekses yang akan muncul sebagai akibat dari pembangunan tersebut, hal yang harus dipertimbangkan adalah :
1. Kelestarian lingkungan; pembangunan harus terus berjalan untuk terciptanya kemajuan namun dibalik itu kelestarian lingkungan harus tetap terjaga, dengan demikian maka pemerintah harus selalu menyediakan ruang terbuka hijau dalam setiap proses pembangunan
2. Kondisi social budaya masyarakat (kultur); misalnya pembangunan (industrialisasi) jangan sampai menimbulkan matinya mata pencaharian masyarakat yang berprofesi sebagai petani sehingga para petani menjadi terjajah di negerinya sendiri
3. Sampah ; sampah merupakan produk dari sebuah kemajuan sebuah wilayah yang mengalami kemajuan, apabila tidak memiliki rencana pengelolaan sampah yang baik (terpadu) maka pada akhirnya kemajuan akan menimbulkan masalah baru yaitu sampah, dimana sampah ini apabila tidak dikeloila dengan baik akan menimbulkan banjir, polusi, sumber penyakit dan lebih jauh lagi akan menyebabkan terjadinya percepatan perusakan bumi, misalkan karena sampah plastic yang dikubur atau sampah organic yang dibakar.
4. Kemajuan akibat pembangunan juga dapat melahirkan masyarakat yang instan, individualistis, dan apatis terhadap lingkungan. Hal tersebut harus diantisipasi dengan upaya penyadaran masyarakat melalui sosialisasi, diskusi-diskusi tematik dengan masyarakat serta pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan agar masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dan menginformasikan kebutuhan-kebutuhannya sehingga pembangunan akan sejalan dengan kebutuhan warga.
Atas dasar pemikiran itulah komunitas punk mengambil peran secara proaktif untuk menjadi bagian dari pembangunan wilkayah perkotaan.
Kegiatan yang Sudah Kami Lakukan
1. GERAKAN JUMSIH (Jum’at Bersih)
Salah satu upaya turut serta dalam pembangunan perkotaan, komunitas punk Kecamatan Leuwimunding membentuk sebuah kegiatan yang dinamakan JUMSIH (Jum’at Bersih), yang embrionya lahir dari kegelisahan anak-anak punk dalam menjadi jati diri. Kegelisahan ini muncul akibat pemikiran dan pertanyaan “quo vadis punk?”. Apakah hanya cukup dengan menjadi diri sendiri dan hidup mandiri saja atau dapat menjadi pribadi dan komunitas yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan secara umum?
Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah “(walaupun kami punk) kami harus menjadi bagian dari pembangunan yang berkontribusi bagi kemajuan wilayah melalui kegiatan real di tengah masyarakat”, secara intern kegiatan ini bertujuan untuk merubah image dan stigma buruk terhadap komunitas punk dan secara eksternal untuk merubah pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat pada umumnya dalam menyikapi proses pembangunan, dari masyarakat yang bersikap pasif menjadi masyarakat yang aktif sebagai pelaku pembangunan di wilayahnya.
Perjalanan spiritual pemikiran itu pun akhirnya menghasilkan kegiatan real di lapangan, yaitu berupa kegiatan JUMSIH (Jum’at Bersih). Program ini awalnya hanya dilakukan secara mandiri oleh komunitas punk, namun kemudian kegiatan ini diapresiasi oleh pemerintah desa Leuwimunding dan LKM Tirta Mandiri Leuwimunding. Sinerginya kegiatan JUMSIH dengan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan yang dikelola oleh LKM Tirta Mandiri adalah karena :
- sama-sama digerakkan oleh relawan,
- sama-sama memiliki visi dan misi menyelesaikan persoalan di masyarakat
- sama-sama mengedepankan partisipasi warga
- sama-sama bertujuan merubah pola pikir sikap dan perilaku masyarakat.
Kegiatan JUMSIH ini akhirnya disambut baik pula oleh warga, dimana warga yang mengumpulkan sampah di tempat yang sudah disediakan oleh komunitas punk di setiap wilayah, kemudian komunitas yang mengelola dan mengolah sampahnya. Sampah organic diolah menjadi pupuk organic, yang hasilnya dibagikan kepada petani sekitar untuyk digunakan di lahan pertaniannya secara gratis. Dengan pola re-cycle ini dapat membantu kebersihan, keindahan dan kesehatan lingkungan, dan berkontribusi terhadap pengendalian kerusakan ozon karena sampah tidak dibakar.
Sosialisasi dan penyadaran untuk terjadinya perubahan pola pikir ini tidak cukup sampai disitu, namun dilanjutkan untuk menyebarluaskan keterlibatan cinta lingkungan ini kepada jajaran birokrasi dan sekolah-sekolah juga, tujuannya adalah :
- birokrasi (pemdes dan kecamatan) memiliki kebijakan yang pro lingkungan lestari, sehingga dapat bersama-sama dengan komunitas untuk mensosialisasikan program JUMSIH ini secara lebih luas lagi
- menumbuhkan kesadaran birokrasi bahwa dalam membangun wilayahnya harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk komunitas punk
- menumbuhkan kesadaran cinta lingkungan lestari anak-anak sekolah, sehingga transfer visi kepada generasi mendatang tidak terputus karena di sekolahlah akan tercetak generasi penerus yang cinta lingkungan lestari
- mengajak anak-anak sekolah untuk melaksanakan aksi JUMSIH ini bersama-sama dengan komunitas
2. Bhakti Sosial
Bhakti social ini berupa pembagian sembako kepada masyarakat lansia dan jompo miskin, yang ada di wilayah Kota Kecamatan Leuwimunding yang berjumlahg 100 orang. Dana yang digunakan untuk kegiatan ini bersumber dari penjualan-penjualan sampah yang sudah di-recycle, hal ini terjadi karena komunitas punk tidak mengambil keuntungan financial dari kegiatan JUMSIH yang dilaksanakan.
3. Kursus Bahasa Inggris Gratis bagi Anak-anak SD
Menyongsong Majalengka menjadi Kota Aero-city, dalam rangka menyiapkan generasi penerus agar tidak tergilas oleh kemajuan adalah mengadakan kursus bahasa Inggris gratis bagi anak-anak SD, peserta kursus berjumlah 40 orang. Tutor berasal dari relawan setempat yang memiliki kemampuan mengajar bahasa Inggris, sedangkan tempat pelaksanaan kursus ini di Saung Uli, yaitu sebuah tempat berkumpulnya komunitas, bernuansa alam terbuka sehingga membuat anak-anak merasa sedang bermain sambil belajar. Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali. Anak-anak ini juga diajari tarian tradisional sebagai upaya pelestarian budaya daerah.
Apresiasi yang Sudah Diterima :
1. Dari Kecamatan : diberi fasilitas CATOR (beca motor) untuk mengangkut sampah
2. Diliput oleh media televisi swasta (SCTV)
3. Diundang oleh Bupati Majalengka untuk ekspose kegiatan di Pendopo Kabupaten.
4. Diundang oleh komunitas punk Malaysia untuk expose dan testimony kegiatan punk JUMSIH, acara akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2014
5. Diundang oleh komunitas punk Jepang untuk expose dan testimony kegiatan punk JUMSIH, acara akan diselenggarakan pada musim semi tahun 2015
Tokoh : Jajang Faozan (Nominator City Changer Kab. Majalengka), Komunitas Punk Jumsih
Seperti yang disebutkan di atas, seharusnya pembangunan wilayah perkotaan ini mempertimbangkan pula ekses yang akan muncul sebagai akibat dari pembangunan tersebut, hal yang harus dipertimbangkan adalah :
1. Kelestarian lingkungan; pembangunan harus terus berjalan untuk terciptanya kemajuan namun dibalik itu kelestarian lingkungan harus tetap terjaga, dengan demikian maka pemerintah harus selalu menyediakan ruang terbuka hijau dalam setiap proses pembangunan
2. Kondisi social budaya masyarakat (kultur); misalnya pembangunan (industrialisasi) jangan sampai menimbulkan matinya mata pencaharian masyarakat yang berprofesi sebagai petani sehingga para petani menjadi terjajah di negerinya sendiri
3. Sampah ; sampah merupakan produk dari sebuah kemajuan sebuah wilayah yang mengalami kemajuan, apabila tidak memiliki rencana pengelolaan sampah yang baik (terpadu) maka pada akhirnya kemajuan akan menimbulkan masalah baru yaitu sampah, dimana sampah ini apabila tidak dikeloila dengan baik akan menimbulkan banjir, polusi, sumber penyakit dan lebih jauh lagi akan menyebabkan terjadinya percepatan perusakan bumi, misalkan karena sampah plastic yang dikubur atau sampah organic yang dibakar.
4. Kemajuan akibat pembangunan juga dapat melahirkan masyarakat yang instan, individualistis, dan apatis terhadap lingkungan. Hal tersebut harus diantisipasi dengan upaya penyadaran masyarakat melalui sosialisasi, diskusi-diskusi tematik dengan masyarakat serta pelibatan masyarakat dalam setiap kegiatan pembangunan agar masyarakat dapat menyampaikan aspirasi dan menginformasikan kebutuhan-kebutuhannya sehingga pembangunan akan sejalan dengan kebutuhan warga.
Atas dasar pemikiran itulah komunitas punk mengambil peran secara proaktif untuk menjadi bagian dari pembangunan wilkayah perkotaan.
Kegiatan yang Sudah Kami Lakukan
1. GERAKAN JUMSIH (Jum’at Bersih)
Salah satu upaya turut serta dalam pembangunan perkotaan, komunitas punk Kecamatan Leuwimunding membentuk sebuah kegiatan yang dinamakan JUMSIH (Jum’at Bersih), yang embrionya lahir dari kegelisahan anak-anak punk dalam menjadi jati diri. Kegelisahan ini muncul akibat pemikiran dan pertanyaan “quo vadis punk?”. Apakah hanya cukup dengan menjadi diri sendiri dan hidup mandiri saja atau dapat menjadi pribadi dan komunitas yang berguna bagi masyarakat dan lingkungan secara umum?
Jawaban atas pertanyaan tersebut adalah “(walaupun kami punk) kami harus menjadi bagian dari pembangunan yang berkontribusi bagi kemajuan wilayah melalui kegiatan real di tengah masyarakat”, secara intern kegiatan ini bertujuan untuk merubah image dan stigma buruk terhadap komunitas punk dan secara eksternal untuk merubah pola pikir, sikap dan perilaku masyarakat pada umumnya dalam menyikapi proses pembangunan, dari masyarakat yang bersikap pasif menjadi masyarakat yang aktif sebagai pelaku pembangunan di wilayahnya.
Perjalanan spiritual pemikiran itu pun akhirnya menghasilkan kegiatan real di lapangan, yaitu berupa kegiatan JUMSIH (Jum’at Bersih). Program ini awalnya hanya dilakukan secara mandiri oleh komunitas punk, namun kemudian kegiatan ini diapresiasi oleh pemerintah desa Leuwimunding dan LKM Tirta Mandiri Leuwimunding. Sinerginya kegiatan JUMSIH dengan kegiatan PNPM Mandiri Perkotaan yang dikelola oleh LKM Tirta Mandiri adalah karena :
- sama-sama digerakkan oleh relawan,
- sama-sama memiliki visi dan misi menyelesaikan persoalan di masyarakat
- sama-sama mengedepankan partisipasi warga
- sama-sama bertujuan merubah pola pikir sikap dan perilaku masyarakat.
Kegiatan JUMSIH ini akhirnya disambut baik pula oleh warga, dimana warga yang mengumpulkan sampah di tempat yang sudah disediakan oleh komunitas punk di setiap wilayah, kemudian komunitas yang mengelola dan mengolah sampahnya. Sampah organic diolah menjadi pupuk organic, yang hasilnya dibagikan kepada petani sekitar untuyk digunakan di lahan pertaniannya secara gratis. Dengan pola re-cycle ini dapat membantu kebersihan, keindahan dan kesehatan lingkungan, dan berkontribusi terhadap pengendalian kerusakan ozon karena sampah tidak dibakar.
Sosialisasi dan penyadaran untuk terjadinya perubahan pola pikir ini tidak cukup sampai disitu, namun dilanjutkan untuk menyebarluaskan keterlibatan cinta lingkungan ini kepada jajaran birokrasi dan sekolah-sekolah juga, tujuannya adalah :
- birokrasi (pemdes dan kecamatan) memiliki kebijakan yang pro lingkungan lestari, sehingga dapat bersama-sama dengan komunitas untuk mensosialisasikan program JUMSIH ini secara lebih luas lagi
- menumbuhkan kesadaran birokrasi bahwa dalam membangun wilayahnya harus melibatkan seluruh elemen masyarakat, termasuk komunitas punk
- menumbuhkan kesadaran cinta lingkungan lestari anak-anak sekolah, sehingga transfer visi kepada generasi mendatang tidak terputus karena di sekolahlah akan tercetak generasi penerus yang cinta lingkungan lestari
- mengajak anak-anak sekolah untuk melaksanakan aksi JUMSIH ini bersama-sama dengan komunitas
2. Bhakti Sosial
Bhakti social ini berupa pembagian sembako kepada masyarakat lansia dan jompo miskin, yang ada di wilayah Kota Kecamatan Leuwimunding yang berjumlahg 100 orang. Dana yang digunakan untuk kegiatan ini bersumber dari penjualan-penjualan sampah yang sudah di-recycle, hal ini terjadi karena komunitas punk tidak mengambil keuntungan financial dari kegiatan JUMSIH yang dilaksanakan.
3. Kursus Bahasa Inggris Gratis bagi Anak-anak SD
Menyongsong Majalengka menjadi Kota Aero-city, dalam rangka menyiapkan generasi penerus agar tidak tergilas oleh kemajuan adalah mengadakan kursus bahasa Inggris gratis bagi anak-anak SD, peserta kursus berjumlah 40 orang. Tutor berasal dari relawan setempat yang memiliki kemampuan mengajar bahasa Inggris, sedangkan tempat pelaksanaan kursus ini di Saung Uli, yaitu sebuah tempat berkumpulnya komunitas, bernuansa alam terbuka sehingga membuat anak-anak merasa sedang bermain sambil belajar. Kegiatan ini dilaksanakan seminggu sekali. Anak-anak ini juga diajari tarian tradisional sebagai upaya pelestarian budaya daerah.
Apresiasi yang Sudah Diterima :
1. Dari Kecamatan : diberi fasilitas CATOR (beca motor) untuk mengangkut sampah
2. Diliput oleh media televisi swasta (SCTV)
3. Diundang oleh Bupati Majalengka untuk ekspose kegiatan di Pendopo Kabupaten.
4. Diundang oleh komunitas punk Malaysia untuk expose dan testimony kegiatan punk JUMSIH, acara akan dilaksanakan pada bulan Oktober 2014
5. Diundang oleh komunitas punk Jepang untuk expose dan testimony kegiatan punk JUMSIH, acara akan diselenggarakan pada musim semi tahun 2015
Tokoh : Jajang Faozan (Nominator City Changer Kab. Majalengka), Komunitas Punk Jumsih
Alamat : Desa Leuwimunding Kec. Leuwimunding - Majalengka - Jabar
Tidak ada komentar:
Posting Komentar